Konflik Tanah di Propinsi Riau Masih Marak

04-05-2015 / KOMISI II

Maraknya  kasus  pertanahan di Propinsi  Riau  yang  berupa  sengketa, dan  konflik  serta  yang berperkara  dipengadilan  masih  memprihatinkan, pasalnya, masih banyak kasus yang belum terselesaikan baik melalui jalur mediasi maupun hukum.

 

Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria  pada  saat melakukan pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi  Riau di Kantor BPN Pekanbaru Riau Senin (27/4) malam.

 

Ahmad  Riza  Patria  mengemukakan, bahwa  persoalan  pertanahan  di Indonesia khususnya di Pekanbaru Riau masih pelik.seperti persoalan antara masyarakat itu sendiri dengan Perhutani, masyarakat  dengan  pihak  swasta    perkebunan,  pertambangan maupun  antara  masyarakat  dengan  pemerintah  daerah,  juga  antar  masyarakat dengan  masyarakat  itu  sendiri.

 

“Saya berharap Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan mempunyai komitmen  yang  besar  terhadap   masyarakat  kecil  khususnya,  terkait persoalan tanah dimana harusnya sudah  mulai  diurai  dan diharapkan  selama pemerintahan  ini bisa  ada  perubahan  yang  signifikan,”ujarnya.

 

Menurut Riza, tanah  ini  merupakan  sebuah  aset  yang  paling  penting  bagi  seseorang,  bagi keluarga. Artinya jangan sampai  yang  memiliki  hak  yang  sesungguhnya  dirampas,  direbut,  dan dirampok  oleh  pihak-pihak  lain   yang tidak  bertanggungjawab. “Disitulah  pentingnya   kehadiran Negara  sesuai   dengan semboyan   nawacita  ditengah-tengah  masyarakat  untuk menyelamatkan hak  masyarakat  atas  tanah  mereka,”tegas Riza.

 

Dia  berkeyakinan  dengan  kebijakan  Menteri  agraria ini  bisa menyelesaikan  berbagai kasus-kasus tanah, walaupun banyak hambatan dilapangan karena ada saja oknum aparat BPN, Kepolisian, dan  aparat  pemerintah  yang memang  tidak  berpihak  kepada  masyarakat  kecil  justru  mereka berpihak kepada  pihak-pihak  swasta  pemilik  modal  yang  lebih  besar.

 

Maka dari itu, lanjutnya, sudah saatnya  pemerintah tidak lagi berpihak kepada orang-orang  yang  bermodal  besar,  akan  tetapi  pemerintah  seharusnya  berpihak  kepada  masyarakat  lemah dan kecil, miskin dan memang tidak memiliki apa-apa.

 

“Kedepan  memang harus sudah dilakukan pembenahan secara menyeluruh, seperti  pengukuran dan  pembuatan  akte tanah, tentunya harus ada pemetaan serta  dengan   adanya  tata  ruang yang akan menjadi satu kesatuan Agraria dengan BPN dan mudah-mudahan masalah seperti ini dapat terkoordinir dan terorganisasi  serta  terkomunikasikan  dengan  baik  dan  tidak tumpang tindih lagi,”jelasnya.

 

Dia  mencontohkan  banyak  kasus  tanah  yang  tidak  sesuai  lagi dengan faktanya, seperti  dalam surat  satu hektar, namun dilapangan tidak ada satu hektar,  dan  sebaliknya  dalam     surat  hanya satu hektar tapi dilapangan lebih dari  satu  hektar. “hal  ini  masih  banyak  kasus  yang  seperti  ini, maka kasus-kasus  yang  seperti  ini  kedepan harus dibenahi,”tegas Riza. (Spy). foto: supri/parle/od

 

BERITA TERKAIT
Tunggu Arahan Presiden, Pemindahan ASN ke IKN Tidak Perlu Grasah-Grusuh
12-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ali Ahmad menegaskan pemindahan Aparatur Sipil Negara harus tunggu arahan Presiden Prabowo...
Bahtra Banong Ingatkan Hakim MK Jaga Netralitas dalam Sengketa Pilkada Serentak
09-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong, mengingatkan seluruh hakim Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menjaga netralitas...
Komisi II Siap Berkolaborasi dengan Kemendagri Susun Draf dan NA RUU Pemilu
06-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda menegaskan pihaknya siap berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam...
Perlu Norma Baru untuk Antisipasi Terlalu Banyak Pasangan Capres-Cawapres
04-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, menyebut DPR dan pemerintah akan mengakomodasi indikator pembentukan norma baru...